Saturday, May 13, 2017

Amalan Ringan Tetapi Banyak Yang Meninggalkan

Amalan merupakan suatu perbuatan yang berakhir pada pahala bagi hamba Allah yang senantiasa menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam kehidupan sehari-harinya. Lalu adakah amalan sunnah yang jika dikerjakan, maka Allah akan memberi salam kepadanya? Amalan tersebut ialah Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Lalu Allah memberi salam kepada kita yang bershalawat, bagaimanakah salam Allah SWT. untuk orang yang bershalawat?

Allah SWT. berfirman di dalam Q.S Al-Ahzab (33): 56-57 yaitu :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya :“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(Ayat 56)

اِنَّ الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ وَاَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُّهِيْنًا

Artinya :"Sesungguhnya (terhadap) orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan azab yang menghinakan bagi mereka."
(Ayat 57)

Dan Allah berfirman di dalam Q.S Al-Anfal (8): 33 yaitu :

وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ  فِيْهِمْ ۗ  وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

Artinya : "Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan."

Dari Q.S. Al-Ahzab (33): 56 tersebut,
Imam Al-Qurtubi memahami bahwa : ‘Dengan ayat ini Allah memuliakan Rasul-Nya ketika Beliau hidup dan setelah wafatnya. Serta menyebutkan kedudukan Beliau di sisi-Nya. Shalawat Allah kepada Nabi artinya rahmat dan keridhoan-Nya. Sedangkan Shalawat para malaikat adalah doa dan permohonan ampun mereka untuk Nabi Muhammad SAW. Dan shalawat dari umat artinya doa dan pengagungan perintah Nabi.  Karena Allah SWT. memerintahkan Nabi-Nya, Muhammad SAW., tanpa menyebut Nabi-Nabi lainnya. Ini merupakan bentuk penghormatan kepada nabi.'

Maksud tanpa menyebut para Nabi yang lain bukan berarti umat Rasulullah dilarang meyakini adanya para Nabi terdahulu, melainkan Allah SWT. ingin menjelaskan bahwa Muhammad SAW. merupakan utusan Allah SWT. yang di istimewakan oleh Allah dengan membawa risalah Allah yang tidak sama seperti para Nabi sebelumnya, melainkan Kalamullah dan ajaran agama yang sangat sempurna (Al-Qur'an).

Kemudian berdasarkan Q.S. Al-Ahzab (33): 56 tersebut, Imam Bukhari juga memahami bahwa, “Abul ‘Aliyah mengatakan: Yang dimaksud dengan Allah bershalawat kepada Nabi-Nya adalah pujian Allah kepada Nabi Muhammad SAW. yang diungkapkan dihadapan para malaikat.” Sedangkan shalawat Malaikat berarti do’a para malaikat atas Nabi Muhammad SAW.” Dan dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu berkata, “Artii dari lafazh يُصَلُّونَ adalah Allah dan para Malaikat-Nya memberkati Nabi Muhammad SAW.”
(Fat-hul Baari jilid VIII/392)

Berdasarkan Al-Qur'an, Allah SWT. menggambarkan salam-Nya bagi orang-orang yang senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. ialah :

1. Siapapun hamba-Nya yang menyalami Rasul-Nya, maka Allah akan bershalawat kepadanya diantara para malaikat Allah dan Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak 10 kali.

Dari Abu Thalhah, bahwa suatu hari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam datang dengan wajah terlihat ceria. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, sungguh kami melihat kegembiraan menghias wajahmu.”
Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku didatangi seorang malaikat, ia berkata, ‘Wahai Muhammad tidakkah engkau ridha bahwa Rabb-mu berfirman: ‘Sesungguhnya tidak ada seorangpun dari umatmu yang membaca shalawat kepadamu, kecuali Aku (yakni Allah) akan bershalawat (berupa pujian diantara para malaikat-Nya) kepadanya sebanyak sepuluh kali. Dan tidak ada seorangpun dari umatmu yang membaca salam kepadamu, kecuali Aku akan memberi salam kepadanya sebanyak sepuluh kali.’ Aku (Nabi) menjawab, “Tentu saja aku ridha.”
(HR. Ahmad jilid IV/30, an-Nasa’i jilid III/44. Kemudian di shahihkan oleh Syaikh al-Albani di dalam Silsilah ash-Shahiihah no. 829)

2. Salam Allah bagi hamba-Nya yang bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. berupa rahmat dan keridhoan dari Allah SWT.

Abu ‘Isa at-Tirmidzi berkata bahwa, “Terdapat sebuah riwayat dari Sufyan ats-Tsauri dan para Ulama ahli tafsir lainnya bahwa mereka berkata, “Shalawat yang berasal dari Allah merupakan perumpamaan kata yang artinya melimpahkan rahmat. Sedangkan shalawat yang berasal dari Malaikat berarti istighfar (memohonkan ampunan).”
(Tuhfatul Ahwadzi jilid II/610)

3. Salam Allah SWT. bagi orang-orang yang tidak ikut mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. ialah laknat kepadanya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah SAW. bersabda, 'Celakalah seseorang yang ketika namaku disebut dihadapannya, ia tidak membaca shalawat kepadaku. Celakalah seseorang yang telah memasuki bulan Ramadhan, lalu bulan Ramadhan itu berlalu sementara dosa-dosanya belum sempat diampuni. Dan celakalah bagi seorang yang kedua orang tuanya masih ada dalam keadaan tua renta, lalu tidak ia jadikan (tempat berbakti) kepada keduanya sebagai sarana untuk masuk surga.”
(HR. Tirmidzi no. 3545. Shahih, lihat Shahiihul Jaami’ no. 3510)

4. Allah SWT. akan menghapus dosa bagi orang-orang yang senantiasa bershalawat kepada Nabi-Nya.

Sebagaimana Rasulullah SAW. bersabda: “Bershalawatlah kalian kepadaku itu sebagai pengawal do’amu dan menjadi keridhoan Tuhanmu dan pembersih terhadap amalan-amalanmu”.
(Ad-Dailami menyebutkan dari Ali bin Abi Thalib ra)

Pada pemaparan tersebut, kita dapat memahami bahwa mengucapkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW.  sungguh besar keutamaannya. Mengapa demikian? Rasulullah SAW. bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling utama dengan syafa'atku kelak dihari kiamat, ialah mereka yang paling banyak membaca shalawat untuk ku”.
(Hadis riwayat Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud, hadits ini hasan).

Lalu bagaimanakah bila kita mencintai Rasulullah SAW., tetapi mengucapkan shalawat dan salam kepada Muhammad SAW., hanya di dalam hati? Alangkah baiknya, jika seseorang mengucapkan shalawat serta salam kepada Nabinya itu dengan lafadz pada lisannya. Lalu bagaimana jika kita sudah mengucapkan shalawat dan salam kepada Muhammad SAW. tetapi tidak dengan namanya (melainkan hanya dengan akhirannya yaitu SAW saja)? Itu artinya ia mengharamkan pahala bagi dirinya sendiri.

Ada seorang Syaikh yang sering mengisi majlis di sebuah Masjid Timur Tengah, kemudian seseorang datang kepadanya, dan bertanya seperti hal diatas. Lalu Syaikh itu menjawab, bukankah Rasulullah SAW. telah mengatakan bahwa orang-orang yang kikir ialah mereka yang bila disebutkan nama Rasul-Nya, ia tidak mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasul-Nya. 

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang ringan berlisan dzikir dan termasuk golongan orang-orang yang mendapat syafa'at Nabi Muhammad SAW. di Yaumul Akhir. Barakallahu fiik..

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Subhanaka Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik.





No comments: